Karangan bebasku sehari-hari

Monday, July 21, 2014

Cinta Terakhirku padamu dan selalu bersamamu selamanya


Inilah kisah sedihku yang sakit pahit dan sudah berjalan 5 bulan terakhir sewaktu aku putus, sedih dan pahit yang kurasakan pun belum bisa diobati, dan 5 bulan terakhir itupun aku tidak ada balik kampung halamanku sama sekali, dan akhirnya hari ini adalah hari liburku dan aku berencana untuk pulang hari ini. Akupun bukan hanya sekedar mau pulang saja. Tapi aku ingin membawa suatu harapan agar bisa berjumpa dengan Saito, karena sewaktu 4 bulan sebelumnya dia ulang tahun dan aku tidak ada memberikan apa-apa untuknya. Dan sekarang aku ingin memberinya hadiah.

Akupun sudah naik bus untuk balik ke kampung halamanku di Jogja, aku sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan keluargaku disana. Sewaktu di bus, aku teringat dengan masa-masa yang sangat indah sewaktu berduaan bersamanya, sewaktu bertengkar saja itupun bagiku adalah masa indah, apalagi sewaktu berduaan beromantis ria, itu seperti lagi di surga dengannya. Aku sangat mencintainya, aku sangat tidak ingin melepaskannya untuk orang lain. Ah aku ga tau lagi mau gimana biar bisa mendapatkannya lagi, sampai sekarangpun rasa cintaku padanya tidak ada berkurang sama sekali, malah makin bertambah cintaku dan rinduku padanya, walaupun sudah berakhir hubungan kami dan sedih yang kudapat saat ini, karena dia lebih memilih temanku baikku daripada aku, namanya adalah Septi. Dan yang lebih sakitnya aku tidak tahu mereka sama sekali pacaran, dan hubungan mereka sudah sangat lama sebelum aku berkenalan dengan Saito, aku memang tidak ada apa-apanya dibanding dengan Septi, aku merasa aku tidak pantas dengan Saito, Septi orangnya sangat pengertian, perhatian dan memberikan kasih sayang pada Saito, dan aku? Hanya memberikan emosi kepada Saito. Dan aku merasa aku sangat egois sewaktu kami pacaran. Dan akhirnya air mataku pun mengalir lagi sewaktu mengingat itu semua, sampai-sampai orang disampingku memberikanku tissue untuk melap air mataku.

"Dek, ambil nih tissue buat lap air matamu" Cowok disammpingku menawarkan tissue padaku.
"Terima kasih ya, bang" jawabku padanya.
"Dek, kok menangis sih? Jujur ya aku sebenarnya sangat tidak bisa melihat cewek menangis, walaupun aku kenal atau tidak kenal dengannya, aku sangat tidak suka melihat cewek menangis" Ujarnya.
"Ok bang, aku pindah saja agar abang tidak lihat aku menangis lagi, terima kasih bang" aku menjawabnya lalu aku berdiri dari tempat duduk namun sopir bus tiba-tiba menghentikan busnya, aku pun terlempar balik ke tempat dudukku.
"Emang mau pindah mana dek? Busnya kan sudah penuh" Cowok itu senyum nyegir padaku. Dan benar juga ya kata cowok itu, bus pun sudah penuh dan aku tidak pikir pnjang. "Mikir apa dek? aku tau deh kamu mikirin apa?" lanjutnya.
"Sok tau sich abang, emang mikirin apa coba?" tanya ku.
"Lagi mikirin cowoknya kan?" balasnya.
"Jangan sok tau ah bang" aku mengelak dari pertanyaannya.
"Aduh dek, jangan ngelak deh, aku tahu kok kamu nangis karena apa, aku kan bisa baca pikiran kamu," ucapnya dan nyengir lagi. "Kamu kan lagi mikirin mantan kamu, makanya kamu bisa nangis kayak gitu, benarkan kataku?"
"Iya sich bang" aku menyerah karena kena skak mat.
"Udah dek, jangan dipikirin lagi, semua itu ada waktunya, dan akan indah pada akhirnya, karena jodoh itu tidak bisa lari kemana-mana. Mungkin jodohmu lagi kena macet di jalan raya, dan dijalan raya tsb lg digoda oleh orang lain, makanya agak telat datang padamu. Dan kalaupun mantanmu itu jodohmu, dia tidak akan berbuat seperti itu, jadi jangan dipikirkan lagi ya" dia berusaha membuat ku tenang. Akupun jadi berpikir benar tentang perkataan sich cowok itu. Dan akupun akhirnya melamun, karena terlalu lama melamun, akhirnya aku ketiduran.

Sewaktu bus sudah sampai di terminal, cowok itupun menjerit ditelingaku dan membangunkanku "hey, kamu ga mau turun ya? Bus uda sampai terminal nih... HALOOOO!!!!!" Akupun terbangun karenanya, dan aku masih tidak percaya dengannya, namun saat aku melihat keluar, suasana kampungku pun seperti sudah terlihat dimataku, dan kamipun turun dari bus.

Dan aku naik ojek di sudut pintu terminal, dan kami melewati sawah yang sangat indah bagiku, hatiku sangat senang jadinya setelah melewati sawah ini, karena belahan hatiku sudah menungguku disana, kampung halamanku. Namun sewaktu kami melewati tempat dimana dia minta putus denganku, akupun melihatnya sedang duduk disana. Dan akhirnya kusuruh tukang ojek untuk berhenti disini saja dan aku pun menghampirinya. "Hai,Saito gimana kabarnya?" Aku memberikan salam padanya. Dan dia melihatku seperti orang asing saja. Dan membuatku salting. "emang napa? ada yang aneh ya?" lanjutku.
Namun dia tidak berkata apa-apa dan langsung memelukku erat-erat dan mengucapkan "maaf ya lin". Lalu dia melepaskan pelukannya dan kembali duduk.
Aku merasa aneh dengannya, "kok minta maaf sich? emang uda lebaran apa?" tanyaku padanya. Namun dia hanya tersenyum lalu menjawab "aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Septi".
"Jangan bercanda ah" aku sangat terkejut dan hati merasa agak sedikit senang.
"Dia mengikuti jejakku, dia selingkuh dihadapanku" balasnya.
"Hah? Selingkuh?"
"Iya Lina Ayu Permatasari, mungkin ini kutukan atau karma darimu ya" dia menggodaku, dan dia menunjukkan rasa penyesalannya padaku. Lalu aku menghiburnya "Sudah jangan sedih lagi ah". Dan akupun memberikan kado yang seharusnya kuberikan pada adikku, namun aku memberikan padanya. "Kado untuk siapa ini? Kok kasih ke aku? Kan ultahku sudah lewat." Saito bingung dan aku langsung beralasan "iya kan maren kamu ultah aku tidak ada memberikan apa-apa, maaf ya telat ngasih kamu kado".
Dia pun langsung memelukku kembali dan bertanya padaku "Kamu mau ga jadi pacarku lagi, lin? Kamu sebenarnya masih sayang ama aku ga? Masih ada perasaan sama aku?"
Akupun hanya mengangguk karena tidak bisa berbicara apa-apa, sepertinya badanku semua membeku seperti es. Lalu aku berkata " Sebenarnya dari awal kita putus sampai sekarang, hatiku tidak pernah ada berubah sama sekali untukmu, hatiku masih tetap cinta padamu, dan tidak berkurang, malah makin bertambah karena rinduku padamu."
"Aku yang sudah menyakitimu begini pun kamu masih bisa tegar begini ya, aku sangat salut padamu dan aku yakin kamu itu benar-benar jodohku yang bisa setia menungguku begini" Karena kata-kata itu membuatku terharu mendengarnya, akhirnya air mataku mengalir kembali. Mungkin ini antara senang atau.... gak lah....!!!!
"Kok malah nangis sih Lin, maaf ya aku buat kamu nangis" dia langsung jaga jarak.
Namun aku langsung menarik tangannya dan langsung memeluknya sambil berkata "aku hanya terharu mendengar kata-katamu itu dan aku benaran mau jadi kekasihmu lagi".
"Apa kamu tidak menyesal dengan keputusanmu ini? Kenapa tidak dipikirkan dulu?" Ragunya.
"Aku gak akan pernah menyesal dengan keputusanku ini, karena aku sudah yakin bahwa kamulah jodohku yang diberikan Tuhan padaku."

Akhirnya kami berdua kembali dan menjalin kasih sayang yang lebih romantis dari sebelumnya. dan kini dia tidak pernah menyia-yiakan aku lagi. Dan kamipun menjalani hubungan ini sampai kami menikah dan mempunyai 2 anak. Terima kasih Tuhan karena Engkau memberikan jodoh yang sempurna padaku.

-END-

Ditulis Oleh : Unknown From --Diary Harianku--

ninjahelptk Anda sedang membaca artikel tentang Cinta Terakhirku padamu dan selalu bersamamu selamanya dari Diary Harianku, artikel ini dilindungi oleh DMCA Protector Program dan Creative Commons 4.0 Protection, namun apabila anda ingin copy-paste artikel diatas, mohon jangan lupa untuk meletakkan link yg ada dibawah ini sebagai sumbernya. Terima kasih.

-Tutorial web-

0 comments:

Post a Comment

Author Only

Popular Posts

Pembaca Setia

Copyright © Diary Harianku | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes - Published By Gooyaabi Templates | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com