Disini saya ingin tanya kalian semua terlebih dahulu, kalian hanya punya satu kali kesempatan untuk hidup dan pastinya kalian masing-masing mempunyai seorang sahabat bukan? walaupun cuman satu. Dan laki-laki atau perempuan, dan umurnya diatas atau dibawah kalian. Sahabat bagi kalian adalah teman sejati yang biasanya kita membagi cerita, rahasia pribadi dan lain sebagainya. Sahabatlah yang membuat anda lebih hidup, bukan pacar. Karena sahabat bisa menyimpan rahasia dengan baik dan tidak akan memberitahukan kepada orang lain.
Perkenalkan terlebih dahulu nama saya adalah Sisca, dan saat ini kegiatan saya adalah sekolah di Kalam Kudus Medan. Saya mempunyai dua orang sahabat perempuan, namanya Shella dan Melisa, mereka sangat baik, sopan, suka mengalah satu sama lain, mereka berdua bersaudara. Saya sudah sangat lama berteman dengan mereka, kami selalu bersama sampai sekarang, tetapi pada saat kenaikan kelas, persahabatan kami tergoyang, karena ada orang luar yang menjadi provokator. Namanya Mirna, dia orangnya sok pintar, sok jagoan, sok akrab, dan suka mengatur. Dulu sebelum kenaikan kelas, banyak yang tidak sudah dengannya, bahkan semua orang yang sekelas dengannya juga tidak menyukainya.
Semenjak Mirna sebangku dengan Melisa di kelas, mereka menjadi akrab, kalau Melisa sudah akrab dengan Mirna, Shella dan saya otomatis juga langsung akrab dengannya. Selama kami dekat dengannya, dia selalu mengatur kami bertiga, ya kami selalu nurut apa kemauannya, tetapi lama-lama aku jadi berpikir kalau kami ini hanyalah budaknya Mirna, karena Mirna bukan mencari sahabat, melainkan pembantu. Sejak itu saya menjauhinya karena sudah tidak tahan dengan sikap Mirna, dan kalau saya menjauhinya, pasti saya juga harus menjauhi sahabat saya sendiri yaitu Shella dan Melisa, namun sewaktu saya menjauhi mereka, semua teman sekelas heran dan bingung, lalu bertanya padaku "kenapa kamu tidak dekat lagi dengan sahabatmu, lagi ada masalah ya dengan mereka?" Semua bertanya padaku begitu, karena mereka tahu kami dari dulu tidak pernah lepas satu sama lain, pulang sekolah selalu bersama, ke kantin selalu bersama. Mau kemana saja pun kami selalu bersama-sama, hingga salah satu dari kami ada masalah, kami selalu bersama-sama menghadapinya. Tapi semuanya musnah karena Mirna.
Sewaktu saya sedang sangat bosan, saya mencoba membuka facebook dan BBM saya, namun sewaktu saya membuka FB saya, di home page saya melihat Melisa membuat status tentang sindiran untukku, dan setelah membacanya, saya sangat emosi dan panas rasanya sampai air mata saya mengalir sendiri. Tak bisa kuduga mengapa sahabatku yang sudah lama bersamaku, bisa menyindirku dan membela Mirna, mereka berdua sangatlah berubah semenjak mereka dekat dengan Mirna.
Selama kami berpisah, saya selalu kepikiran tentang mereka berdua, dan teringat tentang masa-masa kebahagiaan kami bertiga dulu. Itu adalah kenangan yang sangat indah yang tak bisa dilupakan. Saya sangat sedih kehilangan mereka berdua, dan saya juga heran mengapa mereka lebih memilih Mirna yang suka mengatur-ngatur. Padahal saya sudah memberitahukan kepada mereka, malah saya dimarahin. Dan semua ini sebenarnya adalah salah saya sendiri karena mau menjauhi Mirna, otomatis harus menjauhi mereka berdua. Karena semuanya salahku, mereka menjadi berubah sekali, dan di kelas juga mereka suka menertawaiku sembunyi-sembunyi. Saya hanya bisa menangis dan selalu mengingat kenangan kami dulu. Saya ingin seperti dulu lagi bersama mereka, bisa bernyanyi bersama, bisa ketawa bersama, sedih bersama, kami melewati semua rintangan bersama-sama.. Semuanya musnah.. Mirna, kamu menang karena telah mencuri sahabat baikku yang sudah lama kami pertahankan. Terima kasih atas kelakuanmu.
-END-
Ditulis Oleh : Unknown From --Diary Harianku--
Anda sedang membaca artikel tentang Sahabatku yang hilang karena dia dari Diary Harianku, artikel ini dilindungi oleh DMCA Protector Program dan Creative Commons 4.0 Protection, namun apabila anda ingin copy-paste artikel diatas, mohon jangan lupa untuk meletakkan link yg ada dibawah ini sebagai sumbernya. Terima kasih.
0 comments:
Post a Comment