Karangan bebasku sehari-hari

Monday, July 07, 2014

Sedih jika kita kehilangan sahabat kita


Sewaktu aku bergegas ke sekolah, kulihat keatas dan cuacanya sangatlah cerah dan membuatku semakin ceria untuk bersekolah, kenalin namaku Melinda, nama lengkapku Melinda Syahputri. Sewaktu aku sampai di sekolah, kulihat ketiga teman baikku sedang menungguku di halaman sekolah, aku yang sedang ceria saat itu menghampiri mereka bertiga, kenalkan nama mereka Shiva, Amel dan Devi.

"Oi Lin, kok lama bener lu hari neh?" Amel bertanya padaku dan tampaknya dia juga sedang ceria.
"Iya, tadi kelamaan liat keatas sih, dan berenti sejenak di tengah jalan, makanya agak lama, yuk pegi beli minum dl yuk." Kami bertiga pun ke kantin membeli minum. Lonceng sudah daritadi berbunyi dan kami masih di kantin, untuk saja sewaktu sampai di kelas, guru belum datang, hampir saja kami telat, karena kami berpas-pasan dengan guru kami saat masuk ke kelas, dan kami pun memberi salam lalu kami belajar. Sewaktu lonceng istirahat berbunyi, kami berempat langsung ke kantin dan 5 menit sebelum lonceng berbunyi, kami bergegas balik ke kelas. DUa jam kemudian, lonceng pulang pun berbunyi dan aku pulang bersama mereka bertiga.

Sewaktu sampai di rumah, ibuku berada tepat di depan pintu rumah, lalu aku menyapanya "siang ma, Mel sudah pulang".
Mamaku pun membalas sapaanku,"anak mama gimana hari ini sekolahnya? Kalau begitu masuk ganti pakaianmu, mama juga uda masak untuk makan siang kita nih."

Setelah semua perkataan mama kuturuti, dan sesudah makan, aku langsung ke kamar dan tidur sejenak, Sewaktu mataku terbuka, dan kulihat jam, rupanya sudah sore. Lalu aku pergi mandi, dan berangkat ke rumah Devi karena ada tugas. Sesampainya aku di rumah Devi, aku melihat semuanya sudah menungguku, lalu kami melakukan tugas kami, tidak terasa waktupun mulai menunjukkan pukul 18:00, lalu kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing. Sewaktu aku sampai di rumah, aku menonton tv sambil menunggu ayah pulang, lalu kami makan dan seperti biasa, siap makan, tidur. 

Pagi hari telah datang, dan waktu telah menunjukkan pukul 06:00. lalu aku pergi mandi dan sarapan, setelah itu aku bergegas berangkat ke sekolah, dan sesampai di sekolah, mereka bertiga selalu paling duluan datang dari aku dan selalu menungguku. Sewaktu kami sedang ulangan, tiba-tiba Amel pingsan dan kami langung membawanya ke UKS, ibunya pun datang ke sekolah dan membawanya ke rumah sakit, namun ibunya tidak mengizinkan kami bertiga untuk ikut ke rumah sakit. Sesudah Amel diperiksa, ternyata dia sedang mengidap penyakit kanker darah, nama lainnya adalah leukimia dan sudah menjalani stadium terakhir, tetapi mamanya tidak memberitahukan kepada kami, padahal kami sangat khawatir dengan sahabat kami sendiri. Awalnya Amel tidak mempercayai penyakitnya sendiri, namun setelah dijelaskan oleh dokter, akhirnya dia percaya, lalu sewaktu jumpa dengan kami, kami bertanya padanya tentang apa yang terjadi kepadanya, dia hanya menjawab, "aku cuman kecapekan, mungkin karena kurang tidur."

Keesokan harinya, sewaktu aku sampai di sekolah, bel pun sudah berbunyi dan seperti biasa, mereka menungguku di halaman, tiba-tiba Amel pingsan lagi, namun saat ini kami diizinkan untuk menjenguknya ke rumah sakit, dan ibu Amel menceritakan tentang penyakit apa yang dialami oleh Amel, kami bertiga kaget dan terkejut, saat itu juga air mata kami mengalir tanpa henti, dokter menghampiri ibu Amel dan mengatakan agar Amel segera melakukan operasi, lalu ibu Amel mengurus biaya untuk operasi, Chika pun dimasukkan kedalam Ruang tempat operasi.

kami pun panik di luar sini, karena kami sangat sedih dengan apa yang dialami oleh sahabat baik kami sendiri. Dan dokter keluar dari ruang operasi tsb, sambil mengatakan "sisa hidupnya mungkin tinggal sedikit lagi, dan kalian sudah boleh melihatnya." Saat kami masuk kedalam, muka Amel yang begitu pucat dan badannya sangat kurus, aku sedih karena terakhir aku melihatnya begitu ceria,namun sekarang dia harus terbaring di rumah sakit, dia langsung berkata "sahabatku, maafkan Amel ya kalau Amel banyak melakukan kesalahan sama kalian, terima kasih juga untuk mama dan papa, sudah membesarkan Amel sampai hari ini, maafkan Amel ya kalau Amel banyak salah sama kalian berdua".
Mama Amel menjawabnya "kamu juga ya, semoga kamu tenang dialam sana, mama akan rindu sama kamu selamanya".

Setelah Amel berbicara panjang lebar, tiba-tiba dia menghembuskan nafas terakhirnya, aku pun berteriak kencang di dalam rumah sakit tsb, "AMELLLLLLL1!!!! TIDAK MUNGKIN!!!!!" lalu Devi dan Shiva pun ikut berteriak.

Sungguh sangat sakit bila kita kehilangan sahabat kita, meskipun itu masih muda atau sudah tua, sahabat lebih penting dari segalanya, karena sahabatlah yang bisa menyimpan rahasia kita, sahabatlah yang mau mendengar curhatan kita, sahabatlah yang selalu menghibur kita disaat kita lagi galau/sedih/putus cinta, sahabatlah yang selalu mengikuti kita, susah senang sahabat pun mau menemani kita. Bukan pacar, namun SAHABAT!!!!

-END-

Ditulis Oleh : Unknown From --Diary Harianku--

ninjahelptk Anda sedang membaca artikel tentang Sedih jika kita kehilangan sahabat kita dari Diary Harianku, artikel ini dilindungi oleh DMCA Protector Program dan Creative Commons 4.0 Protection, namun apabila anda ingin copy-paste artikel diatas, mohon jangan lupa untuk meletakkan link yg ada dibawah ini sebagai sumbernya. Terima kasih.

-Tutorial web-

0 comments:

Post a Comment

Author Only

Popular Posts

Pembaca Setia

Copyright © Diary Harianku | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes - Published By Gooyaabi Templates | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com