Hari sudah mulai gelap, lalu kulihat keatas, begitu indahnya malam hari ini, dan banyak sekali bintang yang bertaburan diatas sana. Tetapi aku tidak melihat bulan sama sekali, padahal dengan hadirnya bulanlah yang membuat langit diatas sana begitu indah. Hampir seluruh umat manusia sangat suka dengan benda-benda yang ada dilangit. Tetapi hanya akulah yang sangat membenci malam hari untuk saat ini, dulunya aku masih suka dengan indahnya malam hari. Namun semuanya musnah begitu saja karena ada sesuatu kejadian yang membuatku tak akan lupa untuk selamanya. Inilah awal mula ceritaku dan akhirnya aku membenci bulan.
Keesokan harinya, pada malam hari, kami sekeluarga keluar untuk makan malam, lalu aku melihat diatas langit, mengapa bulan selalu mengikuti kami, aku langsung minta tolong ke ayahku, "yah, tolong ngebut donk yah, itu sih bulan napa asik ngejar kita ya" sambil berteriak aku minta tolong padanya dan ibuku yang menyahutku, "nak, sabar ya tuh ayah sudah ngebut kok, jadi tenang saja ya" ibuku menenangkan aku namun aku selalu melihat keatas, dan mereka tertawa kecil karena melihat sikapku yang aneh ini. Kami bertiga sangatlah menyukai bulan, sampai kami membeli baju yang gambarnya pun bulan sabit. "Bu, bulan lebih kencang dari kita ya bu, kayaknya bulan hebat banget ya. Padahal papa sudah ngebut begitu, tapi bulan bisa nyusulin kita".
Aku salut dengan bulan sampai-sampai aku berkata begitu dengan ibuku. "Tina, ibu ingin beritahu, bulan letaknya di langit, dan jauh dari kita, semakin jauh benda dari langit, semakin dia menyusuli kita dengan perlahan-lahan. Karena benda di langit tidak akan pernah hilang, dan laju mobil kita sangatlah kecil kalau dilihat oleh bulan tsb" ibuku menjelaskan padaku tentang bulan tsb. Sewaktu ibu menjelaskan padaku, tiba-tiba ada sebuah bus besar didepan kami yang melaju terlalu kencang, sehingga ayahku tidak sempat untuk mengelak dari bus tersebut. Dan bus tersebut menabrak samping mobil kami, karena ayah sempat membanting setirnya. Tetapi ayahku dan ibuku tidak selamat dari kejadian itu. Hanya akulah yang hidup karena aku duduk dibelakang.
Setelah kejadian itu, air mataku tidak bisa berhenti untuk mengalir, dan membasahi pipiku ini, sudah 10 tahun yang lalu sejak kejadian itu, dan dari situlah aku sangat membenci bulan untuk selama-lamanya. Kedua ortuku yang meninggal karena kami keluar untuk makan malam dan hanya untuk melihat bulan yang selama ini aku banggakan. Namun setelah kejadian tersebut, aku tidak pernah lagi keluar dari rumah kalau malam hari, kecuali malamnya sedang hujan, itu membuatku sangat senang dan aku rela mandi hujan. Asal aku melihat bulan, aku selalu teringat dengan kedua ortuku. Begitulah ceritaku mengapa aku sangat membenci bulan.
0 comments:
Post a Comment