Hai semuanya perkenalkan nama saya Ayu, saya ingin menceritakan tentang teman saya yang bernama Jessica, Nama panggilannya adalah Jejes atau jes, sebenarnya Jejes orangnya sangat cerita, suka bercana dan pintar bergaul dengan siapa saja. Tetapi akhir-akhir ini aku selalu melihatnya termenung sendiri, dan sering air matanya menetes membasahi pipinya. Aku heran ada apa dengannya, padahal aku dan dia adalah sahabat yang sudah berjalan lima tahun, tetapi dia tidak mau menceritakan apa-apa.
Aku selalu bersamanya walau senang ataupun duka, dan sekarang ini kayaknya tidak ingin bersamaku dalam duka. Hampir setiap hari saya melihatnya menangis, padahal belum 10 menit dia masih bercanda padaku, tetapi tiba-tiba menangis lagi, aku hampir setiap hari nginap di rumah Jejes, dan sampai sekarang ini saya belum mengetahui apa penyebab tangisnya. Aku takut bertanya padanya, karena aku takut malah membuatnya tambah sedih ataupun aku takut aku salah bicara dan salah paham tentang hal ini. Lalu aku pulang dan aku bertanya pada Jejes "Jes, besok kan libur, gue blh nginap ga disini?" "Boleh kok, sapa yang larang, besok datang aja". Jawabnya.
Keesokan harinya, aku tiba di rumah Jejes, aku pun sudah akrab sekali dengan ibunya, dan aku sudah dianggat sebagai anaknya, karena akulah satu-satunya sahabatnya sejak dulu sampai sekarang. Sewaktu aku berbicara dengan ibunya, tiba-tiba Jejes keluar dari kamarnya, lalu mengajakku langsung masukk ke kamarnya. Dan aku langsung menegurnya "ga sopan kali Jes, kan aku lg ngomong ama ibumu." "Ah uda biarin aja, aku mandi dl ya" jawabnya. Sewaktu dia mandi, aku pun berkaca di meja riasnya, namun aku melihat sesuatu yang tidak pernah kulihat sebelumnya, akhirnya aku mengetahui tentang penyebab mengapa Jejes sering sekali menangis, dan aku tidak menyangka dia bisa sampai begini, dia jatuh cinta kepada seorang cowok ganteng, namun cowok tersebut sudah menikah, hal itulah yang membuat dia setiap hari menangis dan sudah hampir satu tahun aku melihatnya begini, aku kini mengerti, dan aku akan mulai menghiburnya setiap hari. Aku mengerti perasaannya, sangat sakit rasanya bila mengetahui orang yang kita cintai sudah menikah, dan itu tidak ada obatnya sama sekali, kecuali dia mau belajar melupakannya. Namun aku tahu pasti sangat sulit untuknya. Tetapi aku heran, mengapa dia tidak pernah mau bercerita tentang hal ini, padahal aku sahabat baiknya. Dan diapun tidak pernah cerita dengan ibunya. Jejes sangatlah tertutup.
Sewaktu dia selesai mandi, dia kaget melihatku yang sedang membaca buku diarynya. Dan dia langsung memarahiku "Yu, kok suka-suka kamu aja membacanya, ga ada sopan santun ya?" Aku tidak peduli dengan marahnya, aku langsung lari dan memeluknya erat-erat, "Rat, aku mengerti perasaanmu saat ini, aku tidak bermaksud untuk membacanya, namun aku benar-benar sangat penasaran dengan tangismu tiap hari, aku sangat sedih melihatmu, dan akupun sedih karena kamu tidak pernah mau cerita denganku tentang ini. Aku tahu kamu orangnya tertutup, tapi ceritalah dengan sahabatmu. Hanya akulah yang akan selalu bersamamu walau suka dan duka". Jejes langsung mengeluarkan air matanya, aku melap tangisnya dan langsung meyakinkannya, "Jes, ini sudah hampir satu tahun aku melihatmu menangis, aku mohon padamu untuk belajar buka lembaran baru dan hidup baru. Aku yakin kamu pasti bisa mendapatkan yang lebih baik darinya." Akupun ikut menangis dengannya dan berkata "Jes, ini tangisku, kuhadiahkan untukmu dan akupun pindah sebuah hadiah darimu, mohon kamu jangan tangisi makhluk ciptaan Tuhan yang tidak berjodoh dengan kamu, jangan bodoh,, aku tidak mau kamu menjatuhkan air mata lagi hanya untuk cowok itu, percuma ada aku sahabatmu disini, aku mohon kamu beri aku hadiah itu".
Dan Jejes pun berjanji padaku untuk tidak manangis lagi, dan tidak mau mengingat tentang hal yang sudah berlalu. Dan saat itu akupun tidak pernah lihat dia menangis lagi, aku sangat bahagia denganya yang kini. Aku bicara dalam hati "Semoga kamu bisa sabar ya menghadapinya, aku akan selalu ada disisimu, selamanya"
0 comments:
Post a Comment