Karangan bebasku sehari-hari

Sunday, July 13, 2014

Sulit sekali untuk diterima tentang semua ini


Ga berani lagi ah, ga mau coba dulu untuk sementara, sakit banget rasanya, perih hati ini seperti sedang digores orang sepuluh pisau. Hati ini rasanya seperti mati rasa. Aku sebenarnya ingin mengoyakkan atau membakar semua cerita cinta darinya. Sangat tak bisa kuterima dengan keseriusanku dan kesetiaanku yang sudah dia khianati. Sangatlah tidak masuk diakal dengan semua ini bagiku. Pupus sudah harapanku yang berpikir untuk menikah dengannya kelak.

Awal mulanya aku sangat mempertahankan hubunganku, dan kupupuk mulai dari cintaku padanya. Sewaktu aku berharap dengan keluarganya yang mau menerimaku, namun tidak ada tanda lampu hijau dari keluarganya yang aku dapat. Selalu saja ada masalah dalam hubunga  kami ini. Dan selama itu aku tidak pernah menghiraukannya karena aku benar-benar sangat mempertahankannya. Karena aku ingin cintaku abadi dengannya, maka dari itu, apapun masalah yang kami hadapi, selalu kupertahankan dan kutelan dalam hati, tapi sewaktu mengatakan kata putus, hatiku seperti gempa di pulau nias dulu. Dan ketika kuingat masalah ini, hatiku selalu gempa rasanya. Dia dengan tenangnya mengatakan padaku, "Sori ya, mending kita akhiri saja hubungan kita ini, aku tidak mendapatkan kebahagiaan sama sekali darimu, semenjak aku mengukir namamu dihatimu, aku tidak pernah mendapatkan apa-apa darimu." "Kamu lagi ngelawak ya? Semalam abis nonton film lawak kan?" Tanyaku ingin pertahankan kembali. "Aku ini lagi ngomong serius, jangan bercanda lagi!!" Dia membentakku. "Lho kok? Emang ada masalah apa sampai bisa tiba-tiba bicara kata putus begitu?" Aku sangat kecewa dan pasrah. "Udalah, ga usa tau alasanya, yang penting aku sudah tidak bisa lagi denganmu. Jangan banyak tanya lagi," Jawabnya.

Akupun tidak bisa berkata apa-apa lagi dan dia langsung meninggalkanku begitu saja. Aku pun tidak bisa mengejarnya karena badanku seperti patung dan tidak bisa bergerak sama sekali, beku rasanya hatiku dan kakiku. Dan hatiku hancur seperti kaca yang jatuh dari tingkat empat ke tingkat satu. Hatiku benar-benar sangat ingin tahu mengapa dia segampang itu mengucapkan kata putus. Dan yang biasanya HP ku tiap malam selalu bunyi dan selalu diganggu olehnya, sunyi sepi senyap. Dan kini aku hanya bisa mendengarkan musik dari luar rumahku, yang dulunya jarang sekali aku memperhatikan suara itu. Suara cicak, sapi, babi, ayam yang diluar sana yang sebelumnya aku tidak mendengarkannya. Keesokan harinya, aku tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk, dan aku belajar untuk menjalani hari-hariku ini dengan tenang, tiba-tiba ada yang menghampiriku, seorang wanita, sahabatku yang bernama Shella, namun karena dia datang, kebetulan aku ingin mencurahkan hatiku semua padanya. Dan ingin berbagi kesedihan padanya (jahat ya aku).
"Yang sabar ya hadapinya, kan emang uda kubilang dari maren, dia itu bukan jodohmu" Dia menenangkan hatiku. "Lagian semua ini sudah ditakdirkan oleh Tuhan, dan semua ada hikmahnya, ambil saja ini menjadi pelajaran pertama untukmu." Aku pun terdiam sewaktu dia mengatakan begitu. Apakah bisa aku mengikuti arahan dari Shella untuk melupakannya dan membuang kenangan kami yang indah itu? Apakah aku bisa berhenti untuk mengeluarkan berlian-berlian dimataku ini?

Sudah lewat dua minggu setelah kami putus, dan hatiku tiba-tiba sangat emosi dan ingin berkelahi pada waktu aku melihatnya dengan cewek lain, dan sewaktu kutatap matanya dengan senyuman, dia belas dengan sinis, sangat gampang dia bergandengan dengan cewek itu dan tidak menghargai perasaanku sama sekali. Hatiku yang sudah lupa dengan semuanya kembali menjadi kacau. Kepalaku rasanya ingin pecah, dan hatiku seperti ditembak olehnya dengan seribu butir peluru. Aku sangat ingin mengakhiri hidupku ini karena bagiku sudah sangat tidak berguna untuk hidup di dunia ini, aku benar-benar tidak habis pikir kalau dia bisa setega itu terhadapku. Namun aku sadar sakit hati ini hanyalah butuh waktu sesaat. Bayangannya selalu menghantuiku dimana-mana. Namun aku selalu ingat kata-kata tentang motivasi dari seorang cowok yang selalu menghiburku, Hidup itu sebenarnya adalah proses, Hidup itu sebenarnya adalah pilihan, hidup itu sebenarnya adalah belajar, Kalau kamu jatuh, coba untuk bangkit kembali, Kalau kamu kalah, coba belajar agar kelak bisa menang, Jangan pernah mengucapkan kata "Aku menyerah" sampai Tuhan mengatakan "cukup kamu ada di duniawi manusia".

Karena kata-kata tersebut, aku bangun dari hancurku ini. Dan aku melewati hari-hari ku dengan senyuman dan aku ingin belajar untuk hidup senang, tetapi hasilnya nol, karena aku tidak bisa melupakannya. Dan melupakan kenangan yang sangat indah. Mungkin karena aku belum mencabut daun cinta itu dengan benar, dan masih ada tersisa akarnya di hatiku ini, cinta yang dia tanamkan di hatiku, mungkin terlalu dalam sehingga akar cintanya sangat panjang dan susah untuk dicabut. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena cinta selalu ada waktunya. Waktu untuk putus atau waktu untuk menjalani hubungan dengan menikah. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas tengah malam. dan mataku inipun sudah untuk ditutup, akupun terbakar lagi di neraka cinta yang tak ada ujungnya. Aku hanya bisa menulis ini semua dibuku harianku, karena hanya buku harianku dan pulpenlah yang sekarang menemaniku setiap harinya. Dan mereka berdualah sebagai pengganti mantanku. Dan kisahku ini sama seperti Syahrini, yang berjudul "kau yang telah memilih aku".

-END-

Ditulis Oleh : Unknown From --Diary Harianku--

ninjahelptk Anda sedang membaca artikel tentang Sulit sekali untuk diterima tentang semua ini dari Diary Harianku, artikel ini dilindungi oleh DMCA Protector Program dan Creative Commons 4.0 Protection, namun apabila anda ingin copy-paste artikel diatas, mohon jangan lupa untuk meletakkan link yg ada dibawah ini sebagai sumbernya. Terima kasih.

-Tutorial web-

0 comments:

Post a Comment

Author Only

Popular Posts

Pembaca Setia

Copyright © Diary Harianku | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes - Published By Gooyaabi Templates | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com